DIARE

DIARE


Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999)
Penyebab
  • Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
  • Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk
  • Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
  • Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)
  • Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani
  • Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
  • Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
  • Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
  • Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)
Jenis diare
  • Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari, muntah, demam
  • Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada saat BAB, anoreksia, kehilangan BB, kerusakan mukosa usus
  • Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut ataupun disentri
Tanda dan gejala
  • Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare
  • Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering
  • Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia
  • Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
  • Pucat anus dan sekitarnya lecet
  • Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
  • Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak
  • Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa
  • Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah
Komplikasi
  • Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam)
  • Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian
  • Penurunan berat badan dan malnutrisi
  • Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah)
  • Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah)
  • Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah)
  • Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan alkali dalam tubuh)
Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1997)
  • Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kgBB
  • Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90% ml/kgBB
  • Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang ≥100 ml/kgBB
Penatalaksanaan
  • Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
  • Terapi rehidrasi
  • Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan
  • Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik
  • Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses
BERITA PENTING TENTANG GEJALA DIARE......